SAMPIT – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terjadi peningkatan di tahun 2022. Jika tahun lalu kasus hanya menjangkit beberapa orang, kini belum sampai akhir tahun telah ada belasan orang yang dinyatakan positif penyakit endemik itu.
“Tahun ini ada peningkatan kasus jika dibandingkan tahun 2021 di Kotim,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi, Kamis 9 Juni 2022. Berdasarkan data yang tercatat Dinkes Kotim, DBD di tahun 2021 hanya ada 8 kasus. Sedangkan pada tahun ini dari Januari sampai awal Juni ini telah ada 14 kasus. Pada Januari ada 5 kasus, Februari 2 kasus, Maret 2 kasus, April 1 kasus, Mei 2 kasus dan Juni 2 kasus.
“Kasus paling banyak terjadi pada awal tahun 2022 sebanyak 5 kasus. Sedangkan bulan lainnya hanya satu atau dua orang . Banyaknya kasus ini mungkin karena lingkungan kita yang kurang bersih ditambah lagi cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah kita,” sebutnya.
Selama musim hujan umumnya kasus demam berdarah meningkat karena banyaknya genangan air. Genangan air hujan atau bahkan sisa arus banjir adalah sarana paling ideal bagi nyamuk Aedes untuk bertelur. Nyamuk akan lebih mudah dan cepat berkembang biak di lingkungan yang lembab.
Dia mengajak semua pihak dan seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan langkah-langkah antisipatif pencegahan peningkatan kasus DBD. Selain itu juga melakukan kewaspadaan dini penemuan kasus DBD di masyarakat. Bila ditemukan tanda-tanda bahaya untuk dapat segera melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun tingkat lanjut.
Diketahui tanda-tanda bahaya DBD yakni demam turun tetapi keadaan anak memburuk, nyeri perut dan nyeri tekan perut, muntah terus-menerus, gelisah, pendarahan bawah kulit atau mimisan.
“Oleh sebab itu ayo sama-sama kita jaga lingkungan agar penyebaran penyakit DBD ini tidak terjadi lagi. Langkah yang bisa kita lakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara menguras, menutup dan Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi atau 3M Plus yang diyakini efektif dan efisien sebagai upaya pencegahan demam berdarah,” terangnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post