SAMPIT – Sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat, saat perayaan Lebaran Idul Fitri menyiapkan beraneka macam kue kering dari bentuk rasa hingga bahan untuk dihidangkan kepada sanak saudara dan rekan-rekan yang berkunjung ke rumah.
Tidak jarang peluang ini dimanfaatkan sejumlah warga serta para pelaku UMKM untuk meraup keuntungan. Bahkan beberapa hari menjelang lebaran kerap muncul pedagang-pedagang kue kering dadakan. Baik itu di media sosial maupun membuka lapak langsung di pinggiran jalan hingga pasar-pasar tradisional.
“Kalau saya sebenarnya teman saya yang membuat kue keringnya, namun saya yang memasarkan. Jadi keuntungannya dibagi tergantung dari banyaknya kue kering saya bisa saya jual. Semakin banyak terjual maka semakin banyak juga saya dapat untung,” kata Tuti salah seorang penjual kue kering dadakan, Jumat 29 April 2022.
Menurutnya, ia hanya menjual kue kering melalu sosial media dan sekitaran komplek perumahan miliknya. Namun keuntungan yang ia dapat sudah mampu mencukupi belanja keperluan untuk lebaran nanti.
“Karena biasanya orang-orang malas untuk membuat kue kering sendiri, selain repot membeli bahan-bahan dan membuatnya juga memakan waktu lama. Sementara kalau beli, Rp 50 ribu saja sudah dapat satu toples ukurans sedang,” ujarnya.
Ia mengaku sudah kebanjiran orderan kue kering, terlebih satu minggu sebelum lebaran ini hampir setiap hari ia mengantar kue kering pesanan tetangga maupun warga lain di luar komplek perumahan. Selain rasanya yang nikmat, ia juga menjual kue kering dengan berbagai bentuk, sehingga membuatnya lebih menarik.
“Tentu kita juga menjaga kualitas kue kering, tidak asal-asalan membuat. Bentuknya juga berbeda-beda, jadi pembeli tertarik. Meski bahannya sama, tapi jika bentuknya berbeda itu akan membuat konsumen berminat membeli beberapa toples lagi walau rasanya sama. Ini juga salah satu cara menarik konsumen,” ungkapnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post