SAMPIT – Pendangkalan dan penyumbatan drainase yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terutama wilayah perkotaan sebagian besar diduga disebabkan oleh sampah rumah tangga.
Wakil Bupati Kotim Irawati mengatakan, berdasarkan hasil tinjauan yang ia lakukan banyak ditemui sampah rumah tangga yang menyumbat drainase. Itu membuat air tidak dapat berjalan dengan baik ke saluran primer.
“Selain ranting dan rumput yang menyebabkan pendangkalan, ada juga sampah rumah tangga yang mengakibatkan penyumbatan pada jalannya air. Makanya genangan air lambat surut ketika hujan deras mengguyur wilayah kita,” katanya, Selasa 22 Maret 2022.
Ini menjadi perhatian pemerintah daerah setempat. Berbagai upaya tengah dilakukan seperti terus melakukan normalisasi. Namun tentu itu saja tidak akan dapat mengatasi sepenuh masalah banjir yang sering terjadi jika tidak dengan dukungan masyarakatnya.
Oleh karena itu, Irawati meminta kepada warga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, lebih sering melakukan gotong royong membersihkan drainase dari sampah maupun ranting yang dapat menyumbat jalannya air.
Lanjutnya, meski sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Bandara H Asan Sampit mengatakan, bulan Maret ini telah masuk musim kemarau tapi ternyata masih ada potensi hujan dengan intensitas cukup tinggi, seperti yang terjadi pada beberapa hari lalu. Sehingga antisipasi harus tetap dilakukan.
“Jadi kami pemkab meminta dukungan masyarakat, yaitu membersihkan lingkungan masing-masing terutama dari ranting maupun sampah rumah tangga agar tidak terjaid lagi banjir. Ini harus dari diri kita sendiri, kalau berharap dari petugas kita akan cukup lama penanganan kebersihannya karena jumlah petugas yang terbatas, sementara wilayah kita cukup luas,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post