SAMPIT – HM Jhon Krisli SE MSi resmi mendaftarkan diri ke Partai Amanat Nasional sebagai salah satu kandidat pada pemilukada serentak tahun 2020 di Kabupaten Kotawaringin Timur. Mantan Ketua DPRD Kotim dua periode ini menyerahkan berkas pendaftaran ke DPC PAN Kotim, Jalan Kapten Mulyono Sampit, Selasa 5 November 2019.
Jhon Krisli bersama para pendukungnya diterima oleh tim Penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah DPC PAN Kotim, seperti H. Salappudinnoor, H. Ardiansyah, H. Bunyamin dan H. Kodratullah Fahlevi. “Dengan pengalaman sebagai anggota DPRD Kotim selama tiga periode dan menjadi Ketua DPRD Kotim selama dua periode, tentunya kualitas dan kapabilitas Bapak HM Jhon Krisli tidak perlu diragukan lagi,” terang H. Salapudinnoor.
Sementara itu Jhon Krisli mengungkapkan, selama tiga periode di DPRD Kotim dan dua periode menjabat sebagai Ketua DPRD Kotim merupakan modal dan pengalaman yang sangat cukup baginya untuk memimpin Kotim dalam beberapa tahun ke depan .
“Saya yakin bisa langsung menjalankan program pembangunan, karena tidak perlu lagi harus belajar atau beradaptasi. Beda dengan calon bupati yang tidak memiliki pengalaman, tentu harus melalui proses adaptasi dan belajar dulu. Sedangkan masa jabatan kepala daerah Kotim pada periode ini hanya sekitar 4 tahun saja. Karena akan dilaksanakan pemilu serentak tahun 2024. Jadi tidak sampai 5 tahun,” ungkapnya.
Salah satu program yang dipersiapkan Jhon Krisli jika terpilih nanti adanya pengadaan satu set alat berat untuk setiap kecamatan. “Saya sudah menghitung kebutuhan untuk membeli satu set alat berat ini sekitar Rp7,5 miliar. Kemudian alokasi untuk perawatan sekitar Rp1 miliar per tahun. Sedang untuk operasional seperti BBM maupun mobilisasi, bisa menggunakan dana ADD setiap desa yang ingin menggunakan alat berat tersebut,” terangnya.
Dengan begitu, jelas Jhon, maka ketika di desa-desa ingin membangun infrastruktur menggunakan alokasi dana desa (ADD) atau dana desa (DD), dan memerlukan alat berat, tidak perlu harus mendatangkan dari Kota Sampit, karena akan memerlukan biaya yang besar dan waktu yang lama. Sedangkan kalau di setiap kecamatan sudah ada alat berat, maka pembangunan infrastruktur di desa akan lebih cepat dan lebih murah.
(saf/matakalteng.com)
Discussion about this post