SAMPIT – Sejumlah komunitas seni dan sastra bekerjasama dengan sejumlah pelajar maupun mahasiswa di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang tergabung dalam Tim Produksi Re-Identity menggelar Festival Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2019 untuk mengenang sastrawan asal Sampit, Aspur Azhar.
Ketua Tim Produksi Re-Identity, Arif Sadikin Purnama mengatakan, dalam kegiatan ini juga merupakan salah satu cara memperingati Hari Sumpah Pemuda. Sebab itu acara sudah digelar sejak 28 Oktober 2019 di gedung sekretariat PGRI Kotim.
“Selain untuk mengenang karya dan jasa sastrawan yang merupakan putra asli daerah, kegiatan ini juga untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda,” kata Arif saat dibincangi matakalteng.com, Senin,
4 November 2019.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi tempat untuk para pemuda mengapresiasi karya dari Aspur Azhar maupun tempat mengekspresikan diri dalam bidang kesusastraan. Acara yang digelar sederhana ini disambut hangat oleh kalangan peserta didik dan dewan pembimbing yang mengikuti perlombaan.
Adapun bidang seni yang dilombakan adalah lomba gambar ilustrasi, baca puisi, deklamasi puisi, musikalisasi puisi dan teater monolog. Perlombaan ini sengaja ditujukan kepada peserta didik dikalangan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA se-Kotim guna menumbuhkan rasa kecintaan terhadap sastra dan seni.
“Alhamdulillah acara ini berlangsung khidmat. Semoga dengan adanya kegiatan ini, para peserta yang dulunya tidak tahu, kini menjadi tahu sastra maupun seni,” tutur Arif.
Adapun komunitas yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu Komunitas Kata Mentaya (Komkat), Tjangkir Boedadja, Limbah Sastra, dan Teater Pendaran. Kegiatan ini juga didukung oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Daerah Kotim dan Sanggar Sastra Religius Estetika Mentaya.
Disisi lain, Kepala Suku Teater Pendaran, Achmad Syihabuddin berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan dan didukung oleh pemerintah setempat. Dirinya menilai, selain dapat menumbuhkan rasa cinta dan pengetahuan terhadap kesusastraan, kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu wisata yang ada di Kotim.
“Semoga pemerintah setempat dapat mendukung kegiatan para penggiat seni. Ini bisa menjadi salah satu agenda wisata yang ada di Kotim. Dalam seni dan sastra terdapat unsur tradisionalnya. Mari sama-sama bersinergi untuk menghargai seni dan sastra dan memajukan Kotim,” kata pria yang akrab disapa Bang Black ini.
(shb/matakalteng.com)
Discussion about this post