SAMPIT – Pembangunan sektor wisata Taman Patung Ikon Ikan Jelawat lanjutan menuai pro dan kontra di kalangan legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Ketua DPRD Kotim, Rinie mengatakan dari sudut kacamatanya, pembangunan ikon tersebut memiliki dampak positi. Jika sebelumnya lokasi itu merupakan tempat kumuh, sekarang sudah menjadi lokasi wisata yang berdampak pada perekonomian pedagang setempat.
“Meski hal ini memiliki dampak positif, tapi saya tidak bisa mengambil keputusan secara sepihak. Saya akan berkoordinasi dengan seluruh unsur pimpinan dan anggota DPRD Kotim yang sesuai bidangnya,” kata Rinie, Selasa, 8 Oktober 2019.
Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Kotim Rudianur mengatakan jika dirinya menolak wacana ini. Sebab, pembangunan lanjutan yang memakan anggaran hingga Rp 40 miliar itu dinilai masih kurang efisien. Hal ini juga dikatakan oleh Rimbun selaku anggota Komisi 1 DPRD Kotim, Bidang Pemerintahan, Hukum dan Keuangan.
“Kita lihat urgensinya. Anggaran sebanyak ini lebih baik digunakan untuk pembangunan jalan dan jika bisa, anggarannya digunakan untuk membangun Rumah Betang Induk. Tentunya lebih bagus dan berhubungan juga dengan sektor wisata. Adanya Betang Induk bisa meningkatkan wisatawan berkunjung ke Kotim. Selain wisata, budaya juga dipromosikan,” pungkas Rimbun.
(shb/matakalteng.com)
Discussion about this post