PANGKALAN BUN – Warga RT 04, Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat digegerkan dengan kemunculan buaya jenis Sinyulong di permukiman mereka.
Kemunculan buaya Sinyulong dengan panjang di atas lima meter itu, diketahui warga pertama kali berenang menyeberang dari Kelurahan Mendawai ke Mendawai Seberang sekitar pukul 10.45 WIB.
Diduga buaya tersebut keluar dari habitat aslinya di Suaka Marga Satwa Lamandau, dan masuk ke Sungai Arut lantaran habitat aslinya mulai terganggu, hal ini diperkuat dengan informasi dari SKW II BKSDA Kalteng yang mengatakan berdasarkan informasi dari SM Lamandau ada satu buaya yang keluar dari kawasan suaka marga satwa.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, kemunculan buaya di kawasan permukiman Sungai Arut terjadi setiap tahun, namun kali ini buaya yang menampakan diri tersebut ukurannya lebih besar.
Sontak masyarakat sekitar berbondong – bondong datang untuk menyaksikan buaya tersebut dari atas jembatan titian bantaran Sungai Arut.
Hingga pukul 15.30 WIB, buaya tersebut sesekali menampakan diri ke masyarakat dan beberapa detik kemudian menyelam kembali ke dalam sungai, pemandangan tersebut terjadi berulang – ulang hingga buaya tersebut menjauh kembali ke seberang yaitu ke Kelurahan Mendawai.
Untuk menjaga hal – hal yang tidak diinginkan, SKW II BKSDA Kalteng dan Polair Polres Kobar menyambangi lokasi kemunculan buaya untuk memberikan imbauan kepada masyarakat agar menjauh dari sungai dan tidak melakukan sikap represif terhadap satwa dilindungi tersebut.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II BKSDA Kalteng, Dendi Sutiadi mengatakan kemunculan buaya tersebut ke sungai yang banyak aktifitas masyarakat, lantaran diduga terjadi perubahan perilaku buaya yang secara umum diakibatkan ada faktor kerusakan lingkungan di habitatnya.
Selain itu juga perilaku masyarakat yang kerap membuang sampah di sungai, menjadi salah satu penyebab karena biaya menduga bahwa sampah – sampah tersebut adalah makanan mereka.
Mensikapi kemunculan buaya tersebut, SKW II BKSDA Kalteng akan memonitoring perilaku buaya tersebut terlebih dahulu, karena sejatinya habitat biaya tersebut memang di sungai. Selain itu juga bila keadaan memaksa maka akan dilakukan evaluasi terhadap buaya tersebut dengan memasang perangkap buaya.
“Terakhir kita mengamankan buaya di sampit, jenis buaya muara pada bulan Februari 2019 lalu, dan kita imbau masyarakat untuk sementara mengurangi aktifitas di sungai,” pungkasnya.
(ga/matakalteng.com)
Discussion about this post