SAMPIT – Masalah yang tidak kalah penting dari pandemi Covid-19, menurut Anggota Komisi I DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Abdul Kadir adalah bencana alam berupa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan banjir.
Dikatakannya, banjir yang saat ini sedang melanda beberapa daerah di kecamatan wilayah utara Kotim, hampir menjadi bencana alam rutin yang setiap tahun terjadi di 6 Kecamatan, 1 Kelurahan, 50 Desa, dan telah mengakibatkan 4.238 rumah terendam banjir, 9.310 jiwa harus mengalami dampak dari banjir ini.
“Bahkan tidak sedikit fasilitas publik yang tidak bisa berfungsi seperti Puskesmas, Rumah Ibadah, Sekolah dan lainnya karena banjir ini,” kata Abdul Kadir, Minggu 12 September 2021.
Untuk itu lanjutnya, perlu ada inovasi dari Pemkab Kotim dalam rangka meminimalisir dan mempersiapkan sarana dan prasarana sehingga dampak banjir tidak menjadi parah setiap tahunnya. “Salah satunya dengan memanfaatkan dan memaksimalkan dana DBH DR Kotim ataupun bagaimana melibatkan perusahaan sebagai bagian kompensasi yang harus dilakukan oleh perusahaan atas kerusakan alam yang terjadi,” tegasnya.
Selain itu ujarnya, sudah saatnya daerah Kotim menyusun peta daerah rawan kebencanaan sebagai dasar agar sistem penanganan kebencanaan bisa lebih efektif, efisien dan terukur.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post