SAMPIT – Selama beberapa wilayah di Kotawaringin Timur (Kotim) terendam banjir, rupanya tren Covid-19 mengalami penurunan dari sebelum adanya bencana banjir.
Bahkan saat dikonfirmasi, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi membenarkan bahwa telah terjadi penurunan jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 khususnya pada bulan Agustus hingga September 2021 ini.
“Kasus Covid-19 di Kotim Februari 2021 memang terus mengalami kenaikan, namun pada bulan Agustus hingga September ini telah terjadi penurunan berkat kerjasama masyarakat yang selalu menerapkan protokol kesehatan (Prokes),” kata Umar, Minggu 12 September 2021.
Diketahui, pada bulan Februari 2021 Kotim memiliki sebanyak 134 kasus hingga Maret mengalami kenaikan menjadi 249 kasus. Pada bulan April kembali naik menjadi 388 kasus, bulan Mei naik menjadi 523 kasus.
Sementara bulan Juni masih mengalami kenaikan menjadi 541 kasus, bulan Juli mengalami kenaikan yang signifikan yakni mencapai 1.140 kasus. “Sedangkan pada bulan Agustus mulai turun menjadi 737 kasus, dan September ini juga turun menjadi 81 kasus. Semoga kondisi ini terus turun setiap bulan,” imbuhnya.
Diketahui dari data per 11 September 2021, terjadi penambahan kasus di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sebanyak 6 orang yang terkonfirmasi positif, namun juga ada 7 orang pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Sementara kecamatan lainnya tidak ada mengalami penambahan, hanya ada pasien yang sembuh yakni di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan 1 orang, Mentaya Hilir Utara 1 orang, Mentaya Hulu 1 orang dan Telaga Antang 2 orang.
“Dari 17 kecamatan yang ada di Kotim, hanya di Kecamatan Bukit Santuai yang tidak ada pasien meninggal dunia karena Covid-19. Bahkan yang terkonfirmasi sebanyak 18 orang semuanya telah dinyatakan sembuh,” pungkasnya.
Terpisah, Camat Kota Besi Ninuk Muji Rahayu juga mengakui bahwa tren Covid-19 di daerahnya menurun selama terjadinya bencana banjir ini.
“Kalau menurut saya itu karena cuaca kita sekarang yang terus hujan, sehingga masyarakat lebih memilih berada di dalam rumah saja. Dan mobilitas masyarakat menjadi berkurang, sehingga tidak terjadi penularan yang akhirnya membuat adanya penurunan tren Covid-19,” kata Ninuk.
(dia/raf/matakalteng.com)
Discussion about this post