SAMPIT – Banjir yang terus saja terjadi khususnya di Kotawaringin Timur (Kotim) mendapat sorotan dari berbagai pihak. Bahkan Anggota Komisi III DPRD Kotim Dadang H Syamsu meminta agar ada penambahan alokasi anggaran dana tidak terduga yang bisa digunakan ketika terjadi bencana banjir seperti sekarang ini.
Menurut Dadang, belanja tidak terduga yang sudah dianggarkan yakni Rp1 miliar dinilai kurang untuk membantu masyarakat jika terjadi bencana parah seperti sekarang. “Anggaran dana tidak terduga harus ditambah, karena bisa kita lihat semakin tahun banjir semakin parah dimana membuat masyarakat kesusahan dan sangat memerlukan bantuan dari pemerintah terutama bantuan logistik,” kata Dadang, Jumat 10 September 2021.
Lanjutnya, anggaran ini nantinya tidak hanya dibutuhkan saat bencana terjadi saja namun juga setelahnya. Maka dirinya menilai perlu penyediaan anggaran yang mencukupi, terlebih saat ini pemerintah bersama DPRD tengah membahas perubahan APBD 2021 sehingga hal itu bisa dianggarkan. “Dengan anggaran yang ditambah itu dimaksudkan, agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial maupun instansi terkait lainnya bisa membantu korban bencana lebih maksimal. Meskipun banyak pihak yang memberi bantuan untuk korban banjir, namun anggaran tidak terduga tetap harus disiapkan,” tegas Ketua Fraksi PAN ini.
Dadang juga mengatakan, saat terjadi bencana pemerintah tidak bisa selalu berharap bantuan dari perusahaan atau masyarakat, mengingat penanganan bencana dan korban bencana ini kewajiban pemerintah maka pemerintah harus terlebih dahulu siap dengan anggarannya. Meski demikian, dirinya memberi apresiasi kepada masyarakat dan sejumlah instansi lainnya yang telah melakukan penggalangan dana untuk korban banjir khususnya di Kotim. Sehingga diharapkan bentuk kepedulian itu dapat membantu mereka yang terkena musibah.
Diketahui, di Kotim banjir melanda tujuh kecamatan yakni enam kecamatan di wilayah utara atau hulu yang meliputi Bukit Santuai, Antang Kalang, Telaga Antang, Tualan Hulu, Mentaya Hulu dan Parenggean, serta satu kecamatan di wilayah hilir yaitu Kota Besi. Banjir yang terjadi sudah berlangsung selama tiga minggu hingga sekarang, bahkan kondisi air di beberapa lokasi, khususnya Kecamatan Kota Besi belum menandakan ada penurunan, namun semakin tinggi.
(dia/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post