SAMPIT – Banjir yang melanda di sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berdampak pada pelayanan masyarakat. Hampir seluruh layanan publik tidak bisa dilakukan akibat bencana alam ini.
“Sekitar 90 persen pelayanan publik tidak bisa dilaksanakan seperti biasanya. Sekarang pun pelayanan kesehatan yang biasanya di Desa Tumbang Penyahuan, kini dipindahkan ke Kecamatan Bukit Santuai. Ini dikarenakan bangunan Puskesmas terendam banjir,” kata Rahmadhan Ningsih, salah seorang warga setempat, Rabu 25 Agustus 2021.
Meski pelayanan publik lainnya tidak dapat dilakukan, namun pelayanan kesehatan masih dibuka lantaran beberapa warga yang terdampak mulai mengalami sakit. Beberapa kecamatan di daerah Bumi Habaring Hurung ini sudah menjadi langganan banjir. Terlebih saat intensitas hujan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan air Sungai Mentaya meluap.
Tidak tanggung-tanggung, ketinggiannya bisa mencapai 1,5 meter, bahkan ada beberapa rumah atau bangunan milik warga yang terendam hingga bagian atap. Padahal hampir seluruh rumah di bagian hulu Kota Mentaya ini memiliki konstruksi panggung.
“Banjir kali ini memiliki ketinggian berkisar 1 hingga 1,5 meter dari permukaan jalan. Banyak warga yang memilih untuk tetap tinggal di rumah masing-masing. Karena kebanyakan warga sudah membuat ruangan yang memiliki ketinggian bangunan lebih dari sebelumnya,” ucap perempuan yang akrab disapa Rahmah ini.
Belum diketahui apakah bencana alam ini memakan korban jiwa atau tidak. Sebab ada beberapa desa yang belum mengirimkan hasil laporannya. Hal itu dikarenakan akses dari desa menuju kecamatan terbilang jauh dan ada juga yang tidak memiliki sinyal provider.
“Alhamdulillah, di Tumbang Penyahuan air nya sekarang sudah mulai berkurang. Semoga ini cepat berakhir, agar kami dapat beraktivitas seperti biasa,” tutupnya.
(dev/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post