PALANGKA RAYA – Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Metrologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Renianata menyatakan, sejumlah wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah telah memasuki masa peralihan musim atau musim pancaroba.
“Sebagian besar wilayah Kalteng masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Terutama di wilayah timur dan barat,” jelas Reni, Rabu, 21 Juli 2021.
Cuaca ekstrem ini dikarenakan terjadinya perubahan cuaca. Kondisi semacam ini biasanya berlangsung pagi dan sore hari. Sementara itu, intensitas hujan yang terjadi juga bervariasi, mulai sedang hingga lebat.
Dalam beberapa hari terakhir, hujan di sebagian besar wilayah Kalteng sedikit berkurang karena mulai memasuki musim kemarau. Pada bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni Juli hingga September, terjadi fenomena suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi saat kemarau.
“Periode ini ditandai dengan adanya pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin,” jelasnya.
Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia, menyebabkan pergerakan massa udara menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsun Dingin Australia.
Angin monsun Australia memiliki suhu permukaan laut relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) terasa lebih dingin.
“Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari,” pungkasnya.
(liv/matakalteng.com)
Discussion about this post