SAMPIT – Beras Siam Epang salah satu hasil produksi petani Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) khusunya wilayah selatan dan menjadi beras khas kabupaten bermotto Habaring Hurung ini akan segera memiliki hak paten.
Bupati Kotim, Halikinnor mengatakan saat ini pengajuan sertifikat pengakuan nasional dan hak paten sudah memasuki verifikasi tahap akhir dari Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham).
“Sudah tahap verifikasi akhir, kemarin ada tim dari pusat yang melakukan pemeriksaan kelapangan untuk memastikan kondisi geografisnya,” ujarnya, Senin 14 Juni 2021.
Proses sertifikasi untuk beras siam epang ini sudah memakan waktu hampir 2 tahun, dimulai dari tahun 2019 hingga saat ini yang baru masuk dalam tahap akhir. Untuk memperoleh sertifikasi memerlukan tahapan dan penelitian yang cukup panjang, mulai dari pengecekan dokumen hingga letak geografis penanaman padi tersebut.
“Semoga setelah tahap ini sertifikasi beras siam epang segara kita peroleh. Karena hak paten atau sertifikasi itu dapat melindungi hasil pertanianb serta meningkatkan perekonomian daerah maupun petani itu sendiri, lantaran telah memiliki nilai jual,” kata Halikinnor.
Kepala Kanwil Kemenkumham Kalteng, Ilham Djaya mengungkapkan jika beras siam epang ini telah memiliki sertifikasi maka nilai ekonominya akan naik. Dirinya juga menegaskan agar proses sertifikasi beras ini cepat selesai. Hal itu dikarenakan beras tersebut hanya dimiliki oleh Kabupaten Kotim dan memiliki rasa yang khas.
“Beras itu banyak dan padi itu bisa tumbuh dimana saja, tapi rasanya belum tentu sama. Karena itu bisa saja berasal dari geografisnya sehingga memiliki rasa yang khas. Itu yang dinamakan kekayaan intelektual indikasi geografis. Makanya penelitian untuk memperoleh sertifikasi itu tahunan,” jelas Kakanwil Kemenkumham Kalteng.
Tim peneliti beras siam empang dari IPB telah turun mengecek langsung kelapangan untuk melakukan penelitian geografis. Setelah tahapan ini, keputusan akhirnya ada di Kemenkumham.
“Sertifikat bisa ditingkatkan hingga internasional, dan bayangkan kalau itu terjadi. Beras siam epang tidak lagi dijual karungan tapi kemasan seperti di supermarket, dan itu pastinha meningkatkan ekonomi rakyat karena harganya lebih tinggi,” tutup Ilham Djaya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post