SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) H Halikinnor meninjau langsung lokasi yang terendam banjir yang mengancam hasil panen di Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit, Senin 24 Mei 2021.
Dijelaskan, penyebab banjir di wilayah tersebut karena tingginya air Sungai Mentaya atau terjadi pasang tunggal pada sungai tersebut, ditambah lagi curah hujan tinggi di wilayah Kotim. “Penyebabnya itu Sungai Mentaya pasang dan ini terjadi 10 tahun sekali,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah itu, pihaknya akan melakukan pengerukan pada saluran air yang ada di wilayah setempat, terutama pada saluran air yang ada di lingkungan warga. “Besok kami mulia kerjakan, karena pada hari ini juga kami turunkan alat berat ke sini,” ujar Halikinnor.
Menurutnya dengan pengerukan saluran air tersebut dapat mengatasi banjir yang terjadi kurang lebih selama dua minggu ini. Pasalnya hampir sebagian saluran yang ada tersumbat seperti yang ada di saluran air perumahan warga. “Karena sudah mulai tersumbat karena kotor jadi perlu dikeruk,”tambahnya.
Sementara, Kepala Desa Lempuyang, Muksin menyampaikan pengerukan saluran tersebutlah yang diharapkan selama ini, pasalnya hampir 5 tahun belum dilakukan pengerukan. Sehingga saluran air yang ada dangkal dan air lambat untuk mengalir.
“Iya ini yang kami harapkan karena dari tahun 2016 belum ada pengerukan lagi, sehingga mempengaruhi hasil panen yang hampir setiap tahunnya menurun,” sampainya. Dijelaskannya juga bahwa akibat banjir yang terjadi itu hampir 3 ribu dari 8 ribu hektare sawah milik petani setempat gagal panen.
Jika diprediksi kerugian yang dicapai hampir mencapai Rp 5 miliar. “Sebagian ada yang sempat di panen bagian depan sini. Sedangkan yang bagian atas itu belum panen keburu banjir ada sekitar 3 ribu hektare. Dengan pengerukan saluran air ini diharapkan bisa membantu petani disini,” tambahnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post