SAMPIT – Kebijakan terkait pengalihan rute terhadap kendaraan bermuatan berat atau truk di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) khususnya Kota Sampit, ternyata berdampak juga pada jumlah muatan kapal. “Tentu hal ini mempengaruhi muatan dari Sampit ke Surabaya,” kata Manager PT. DLU Sampit, Hendrik Sugiharto, Sabtu 17 April 2021.
Pasalnya, sejumlah kendaraan bermuatan berat terutama ssembilan bahan pokok (Sembako) yang hendak ke Pulau Jawa mengalami kesulitan akses untuk menuju pelabuhan Sampit, terutama bagi kendaraan bermuatan berat yang berasal dari luar kota.
“Kemarin kami sudah dapat surat edaran bahwasanya untuk kendaraan angkutan sembako dilarang melalui pintu keluar masuk menuju pelabuhan. Sehingga otomtis yang dari luar kota kesulitan mengambil akses kendaraan yang masuk ke pelabuhan Sampit,” paparnya.
Disebutkan, jika biasanya mereka mampu memuat kendaraan yang bermuatan sembako hingga 12 unit. Namun semenjak adanya pengalihan rute tersebut jumlahnya berkurang. Dimungkinkan para sopir kendaraan bermuatan berat memilih jalur laut lain yang lebih mudah akses masuk menuju pelabuhan.
“Terhadap jumlah keberangkatan juga berpengaruh yang seharusnya membawa 12 unit, akan tetapi yang sudah masuk hanya 2 unit. Sedangkan 10 unit lainnya mungkin melalui jalur-jalur lain seperti Kumai,” sebut Hendrik. Sebelum kebijakan ini diberlakukan, kendaraan bermuatan berat yang berasal dari luar kota ini melintasi jalan dalam kota.
Namun lantaran banyaknya keluhan masyarakat dan mengakibatkan jalan dalam kota rusak lantaran tidak sesuai dengan kapasitas, membuat pemerintah setempat mengambil kebijakan kendaraan alat berat tidak diperkenankan kembali melintas jalan dalam kota. Saat ini pun sejumlah titik menuju jalan dalam kota dijaga ketat oleh petugas gabungan agar kebijakan tersebut dalam berjalan.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post