SAMPIT – Sudah hampir dua pekan aroma menyengat dan menggoda khas si raja buah, yakni durian, menyeruak ke indera penciuman siapapun yang melintas di sekitaran Taman Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Pasalnya saat ini khususnya di Kota Sampit, sudah mulai memasuki musim buah durian. Bahkan penjual buah yang kaya akan Kalsium dan Vitamin ini sudah banyak bertebaran di sejumlah pinggiran jalan Kota Sampit.
Meski demikian, tahukah kalian bahwa durian yang di jual di Kota Sampit ini tidak semuanya merupakan durian lokal atau hasil panen dari Kotim. Kebanyakan durian yang di jual di pasaran di bawa dari Kasongan dan Pontianak.
Salah seorang pemilik kebun durian yang ada di daerah Basirih, Samuda, Kotim yakni Ariyanto mengatakan, warga Sampit sendiri yang memiliki kebun durian jarang menjual buah durian di pasaran.
“Paling hanya menjual di sekitaran rumah, sesekali saja menjual di pasar kalau panennya memang betul-betul banyak. Karena di pasar itu sudah banyak yang menjual durian dari Kasongan dengan harga mura-murah juga,” ujarnya, Minggu 7 Februari 2021.
Dirinya juga menjelaskan ada beberapa jenis durian yang ada di Kabupaten Kotim ini. Ada sekitar 8 jenis buah durian dengan aroma dan rasa yang berbeda-beda. Nah bagi kalian yang mengaku pencinta durian, wajib tahu apa saja jenis durian yang ada di Kota Mentaya ini.
“Pertama ada durian ontek undang, durian ini isinya sangat kuning hampir menyerupai otak udang. Buahnya lebih besar jika dibanding durian lain, namun isinya lebih sedikit. Biasanya kalau ada yang mau mencari jenis durian ini pasti ke daerah Desa Bajarum, Kecamatan Kota Besi. Karena disana biasanya banyak yang jual di pinggiran jalan hasil kebun warga sendiri,” sebutnya.
Kedua ada jenis durian mentega, dimana warna dagingnya putih dan tebal, bijinya kecil serta teksturnya yang lembut membuat lumer dimulut seperti memakan mentega.
Ketiga ada jenis durian pampakin atau dengan kata lain durian paken. Berbeda dengan durian lainnya, durian jenis paken ini tidak memiliki aroma yang menyengat yang bisa membuat kita langsung mengetahui ada buah durian di sekitar kita.
“Durian paken ini warnanya kuning ke oren-oren an, tidak ada bau durian sama sekali namun masih termasuk family durian. Dan durian ini dijual lebih murah dibanding durian lainnya,” ungkap Ari.
Selanjutnya ada jenis durian krantungan, buah durian ini memiliki bentuk lebih kecil dari durian lainnya, namun memiliki duri yang sangat panjang. Karena bentuknya yang kecil, maka dalam satu buah krantungan ini hanya terdapat setidaknya 2 hingga 5 pongge saja.
“Daging dari buah ini berwarna kuning mirip seperti durian, namun memiliki rasa yang tidak setajam durian,” ujarnya. Tidak kalah menariknya, selanjutnya ada jenis durian lain lagi yang ada di Sampit yakni durian lahung. Tampilan luar dari buah ini sangat unik karena kulit dari buah lahung ini berwarna merah tua.
“Untuk membuka buah ini dilakukan dengan membelah kulit secara melintang, sehingga berbeda dengan membuka buah durian pada umumnya. Daging buah ini berwarna kuning dan memiliki tekstur yang lebih lengket dan lembek bila dibandingkan varian durian yang lain. Bijinya juga besar sedangkan dagingnya tipis,” sebut Ari.
Ke enam ada jenis buah durian habang, bila buah durian lahung tadi memiliki warna merah pada kulitnya, sebaliknya durian habang justru memiliki warna merah pada bagian dagingnya. Buah ini memiliki cita rasa dan bau yang tidak menyengat seperti buah durian pada umumnya.
“Ada juga namanya buah durian tongkoy, bentuknya buahnya kecil dan durinya panjang. Dalam satu buah biasanya hanya ada 4 lunak isi,” ujarnya. Terkhir yang ke delapan tidak kalah lezatnya dengan durian Kasongan yang biasnya banyak dijajakan di pasaran, Kotim juga memiliki durian yang amat manis yakni durian guling.
Durian ini memiliki duri yang unik, yakni berwarna hitam. Bentuknya panjang seperti guling sehingga dinamakan durian guling. Sedangkan isinya besar-besar dan tentunya nikmat karena sangat manis. Itulah beberapa jenis buah durian yang ada di Kotim yang saat ini sudah jarang ditemui atau bisa dibilang jenis durian langka.
Selain jenisnya, tentnya harus nengetahui juga manfaathya. Tentunya, beberapa manfaat dsri durian antara lain mencegah penuaan, penyakit cegah jantung, mempertahankan tingkat tekanan darah, stabilkan gula darah, melancarkan pencernaan, anti depresi alami, menguatkan tulang, bahkan menjadi sumber energi yang baik.
“Mungkin di daerah pedalaman jenis buah durian ini masih ada, tapi kalau di kota sudah jarang ditemukan. Yang masih sering ditemukan durian otek udang, durian paken, durian mentega,” ungkapnya.
Ari juga menjelaskan, cuaca dan iklim memang sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan hasil panen buah durian. Dari mulai proses pertumbuhan bunga sampai masa panen, durian membutuhkan waktu sekitar lima bulan. Awal pertumbuhan bunga ini sangat berpengaruh terhadap kualitas durian nantinya.
Durian yang proses berbunganya dimulai pada akhir musim penghujan, yakni pada Februari sampai Maret, hasil panennya akan paling bagus. Itu artinya, jika durian berbunga pada Februari sampai Maret, dia akan bisa dipanen sekitar bulan Juni sampai Agustus.
Sementara durian yang masa berbunganya dimulai pada musim kemarau, antara Juli sampai September, kualitas durian yang dihasilkan akan menurun. “Bunganya memang bisa berkembang bagus, tapi nanti buahnya masuk di musim hujan. Karena terlalu banyak terkena air, jadi kemanisannya itu menurun bahkan ada yang hambar,” demikiannya.
(dia/matakalteng.co.id)
Discussion about this post