SAMPIT – Ditengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), sejumlah kegiatan dan juga pertandingan olahraga terpaksa ditunda. Namun demikian, tidak kehabisan ide, pengurus komunitas Sampit Football Legend (SFL) tetap bisa menjalankan kegiatan.
Salah satunya yakni pertandingan sepak bola Trofeo, dimana pertandingan akan selesai dalam satu hari dengan tiga tim yang bermain.
Penyelenggara kegiatan Trofeo, Rudi Sport mengatakan, pertandingan seperti itu sudah diselenggarakan sejak 2019 lalu. Dimana ada Trofeo 1, Trofeo 2 dan Trofeo 3. Hingga hari ini Minggu 10 Januari 2021 pihaknya menggelar The Best Trofeo, mempertandingkan tim yang menang pada Trofe 1, 2 dan 3.
“The best Trofeo ini diadakan dalam rangka menghidupkan suasana persepakbolaan di Kotim. Bermula dari Trofeo tahun 2019 yang digelar tiga kali,” ujarnya, Minggu 10 Januari 2021.
Menurut Rudi, ditengah kevakuman sepak bola di Kotim, idealnya tanggung jawab kepengurusan olahraga khususnya cabang sepak bola adalah tanggung jawab organisasi yang resmi. Yaitu ASKAB (assosiasi kabupaten) dimana harusnya sepanjang tahun ada program untuk wadah berkompetisi atlet sepak bola
“Suatu daerah menghasilkan pemain yang bagus lewat pertandingan dan kompetisi itu. Setidaknya setiap tahun harus ada dua sampai tiga kali kompetisi yang berkualitas untuk sepak bola ini, baik dari panitia maupun manajemennya komprehensif sesuai standar nasional,” sebutnya.
Karena menurut Rudi, kalau hanya biasa-biasa saja kapan atlet berkulitas muncul. Maka dari itu pihaknya dari SFL merasa punya tanggung jawab moril sebagai organisasi sepak bola atas perkembangan sepak bola di Kotim.
Rudi menilai, jika dibandingkan kota lain, sepak bola di Kotim ini sangat tertinggal. Terlebih ditengah pandemi ini banyak kegiatan yang vakum.
“Kemudian kami merasa anak-anak ini harus punya aktivitas. Dan akhirnya kami punya ide untuk membuat pertandingan trofeo yang diselesaikan dalam satu hari bentuk segi tiga. Kami pilih tiga tim terbaik yang bertanding hari ini,” bebernya.
Dimana di Tahun 2019 ada tiga kali trofeo. Trofoe pertama pesertanya dari tim Mentaya 63, Antang Predator dan Zhifa fc yang dijuari Antang Predator.
Karena antusias luar biasa lalu pihaknya mengadakan lagi trofeo kedua, dimana pesertanya dari perusahaan yakni Task fc, KLK, Wilmar KKP fc. Dan dimenangi oleh Task fc.
Selanjutnya Trofeo ketiga dari perbankan yakni BNI, Mandiri dam BRI. Yang dimenangi oleh Mandiri.
“Lalu hari ini tiga pemenang itu yang bertanding. Makanya dinamakan The Best Trofeo,” ungkap Rudi.
Diungkapkan Rudi, program yang resmi dari SFL sebenarnya ada piala kemerdekaan. Mengisi perayaan Agustusan, sudah tiga kali dilaksanakan. Namun karena ada pandemi ini yang ke empat dibatalkan.
“Dan kami ganti dengan trofeo ini. Ini kami buat sesuai standar pertandingan resmi, ada tenaga medis dan lainnya. Dan hadiahnya memperebutkan champion,” ungkapnya.
Sedangkan untuk dana pertandingan ujarnya, dari dana mandiri organisasi dan dari peserta.
Anggota SFL lainnya, Muhammad Nasir menambahkan bahwa SFL merupakan komunitas sepak bola di Sampit yang kebanyakan anggotanya mantan pemain sepak bola di Kotim pada masanya.
“Isinya berumur 40 tahun ke atas, dan aktifitasnya menghidupkan kegiatan sepak bola dan memberikan motivasi kepada pencinta sepak bola. Kami juga mempunyai lapangan latihan jelas, di lapangan Kotim 1015 Sampit dan di komplek STIE sampit. Serta jadwal latihan rutin hari Rabu, Jumat dan Minggu,” beber Nasir.
Pihaknya juga rutin menggelar event-event swadaya, usia dini, usia menengah dan kelompok umur umum.
“SFL ini punya misi untuk membantu peningkatan prestasi sepak bola di Kotim dengan ke swadayaannya. Jika olahraga ini di tangani dengan benar-benar dan di pegang oleh orang-orang yang mengedepankan prestasi pasti akan sukses,” tutup Nasir.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post