SAMPIT – Petani karet di Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah resah sehubungan maraknya pencurian karet di perkebunan mereka belakangan ini.
Anah, salah seorang petani karet di Kelurahan Kota Besi Hilir, Kecamatan Kota Besi yang menjadi korban pencurian getah karetnya mengaku, karet hasil sadapannya raib di embat maling pada hari Selasa 7 Juli 2020.
“Hasil sadapan karet selama 5 hari, hilang diambil maling. Sungguh terlalu mas, lagi masa serba sulit seperti ini ada-ada saja yang mengambil karet kami, padahal hanya itu mata pencaharian kami,” ucap Anah sambil mengelus dada.
Kejadian itu tepatnya di kebun karet di Sungai Petanggung Jalan Poros Kota Besi-Desa Kandan.
Anah merupakan satu dari puluhan warga Kota Besi yang sehari-harinya mencari nafkah dengan menyadap karet. Itupun bukan karet miliknya, melainkan hanya mengambil upah dari menyadap milik keluarganya.
Ditengah kondisi ekonomi sulit akibat Pandemi Cobid-19 seperti ini, serta harga getah karet yang turun, masih saja ada yang tega mencurinya.
“Karet yang dicuri cuma di kebun ini dan sebelah, karena memang disini sepi mas. Kalo hari pasar, ya kami tidak nyadap, kebiasaan untuk pergi ke pasar mingguan untuk cari ikan dan sayur,” katanya.
“Semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini mas, harga karet sudah turun, dicuri lagi,”
Saat ini sambung Anah, harga karet di tingkat petani berkisar Rp 4.500 per kilogram. Meski ia hanya mengambil upah menyadap karet orang, ia berharap harga getah kembali normal sehingga penghasilan mereka meningkat.
(zf/matakalteng.com)
Discussion about this post