PALANGKA RAYA – Wakil Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kalimantan Tengah, Suyuti Syamsul mengatakan bahwa pemerintah provinsi Kalteng akan melaksanakan rapid test massal dibeberapa daerah di Kalteng.
Setelah sebelumnya melaksanakan rapid test di Kabupaten Kapuas, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat dan Palangka Raya, pemerintah selanjutnya akan menyasar ke wilayah DAS Barito.
“Pelaksanaan rapid test ini sesuai dengan arahan Gubernur, melaksanakan rapid test sebanyak-banyaknya. Minggu depan kita akan melaksanakan rapid test di wilayah Barito,” ujar Suyuti, Selasa 9 Juni 2020.
Pelaksanaan rapid test massal dilaksanakan agar penyebaran Covid-19 dapat segera di tracing dan diharapkan rantai penyebarannya dapat segera diputus. Berdasarkan hasil laporan saat ini, jumlah yang dirapid test mencapai sekitar 14 ribu orang. Diketahui sebelumnya bahwa pelaksanaan rapid test ditargetkan minimal 1 persen dari jumlah populasi Kalteng, yaitu 27.000 orang.
“Untuk hasil rapid yang menunjukkan hasil reaktif nantinya akan dikumpulkan untuk di karantina. Baik karantina mandiri ataupun karantina terpusat setelah itu akan dilakukan pengambilan swab untuk PCR. Jika hasil PCR positif maka mereka akan diperlakukan sebagai pasien pisitif,” jelas Suyuti.
Diakui Suyuti mengapa pihaknya menargetkan pelaksanaan swab di pasar karena memiliki tingkat interaksi tinggi dan di prediksi akan mememunculkan klaster-klaster baru.
Menurutnya jika area pasar dapat segera dibersihkan dari penyebaran Covid-19 maka aktivitas ekonomi juga bisa berjalan. Ia menambahkan 60-70 persen masyarakat Kalteng bekerja pada sektor informal dan tidak memiliki penghasilan tetap bulanan.
“Kalau mereka tidak beraktivitas siapa yang mau tanggung biaya hidupnya? Maka dari itu kita dorong supaya ekonomi juga bisa jalan paling tidak ekonomi informal,” ucapnya.
Suyuti juga menambahkan kenaikan kasus yang terjadi beberapa waktu dikarenakan bahwa pihaknya memang sengaja mencari jumlah orang yang terinfeksi. Agar orang-orang yang terinfkesi dapat segera diisolasi sehingga memutus mata penyebaran.
“Berdasarkan laju penularan satu orang dapat menulari 1-2 orang, sehingga akan menjadi pertanyaan besar jika penemuan dilapangan kecil, karena tidak sejalan dengan laju infeksi. Jika temuan besar dilapangan maka ini sesuai dengan perhitungan laju infeksi, jika bisa dipetakan maka laju infeksi akan menurun dan mata rantai penyebaran akan putus dengan sendirinya,” pungkas Suyuti.
Masyarakat juga tetap dihimbau untuk mengikuti protokol kesehatan, karena kunci dari pemutusan mata rantai adalah kedisiplinan masyarakat mengikuti protokol kesehatan.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post