PALANGKA RAYA – Sekertaris Daerah (Sekda) provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Fahrizal Fitri mengatakan Pemerintah Provinsi Kalteng, melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan terus melakukan pemantauan harga dan terus turun lapangan (pasar, red) untuk monitor harga bahan-bahan pokok di daerah ini.
Terkait harga gula pasir di Kota Palangka Raya, sudah mencapai harga delapan belas ribu rupiah per kilogram. Harga ini jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 12.500, perkilogram, Fahrizal mengatakan hal tersebut tidak hanya dialami di Kalteng, tetapi di alami semua daerah di Indonesia.
“Tidak cuma gula pasir, bawang juga kita terus pantau, tetapi masalah seperti bawang dan gula pasir yang harganya naik, tidak saja di alami di daerah Kalteng, tetapi juga di daerah lain,” terangnya.
Sekda juga mengungkapkan pihak pemerintah telah melakukan koordinasi dengan pihak Bulog, untuk terus melakukan operasi pasar, sehingga diharapkan mampu menekan naiknya harga bahan pokok termasuk gula pasir terlebih menjelang bulan Ramadhan tahun 2020 ini.
Sebelumnya, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kalteng, Jenta menjelaskan kenaikan harga gula pasir saat ini karena menunggu proses penggilingan dari pabrik gula.
“Saat ini kita waktu menunggu musim giling pabrik gula kita. Ada kekososngan sedikit tapi ditutupi nanti oleh import kita, dan gula pasir yang ada di Kalteng saat ini didatangkan dari Pulau Sumatera,” jelasnya kepada media.
(ys/matakalteng.com)
Discussion about this post